POLTEKAD KODIKLATAD
JURUSAN TELEKOMUNIKASI
PRAKTIK KOMUNIKASI DATA
MODUL PRAKTIKUM KE 11
PRAKTIK INTERNET PROTOKOL
(SUBNETTING DAN NETMASK KELAS C, B DAN A)
1. Umum.
IP (Internet Protocol Address) adalah deretan angka biner antara 32 bit sampai 128-bit yang dipakai sebagai alamat identifikasi untuk tiap komputer host dalam jaringan Internet, singkatnya IP adalah salah satu protokol atau metoda atau mekanisme dalam memberikan alamat terhadap sebuah end device. IP dikembangkan oleh Internet Engineering Task Force (IETF). Lalu apakah yang dimaksud dengan end device.
End Device adalah semua perangkat yang memulai (initiate/asal muasal) sebuah komunikasi data dan juga perangkat tempat komunikasi tersebut nantinya akan berakhir (terminate). cara kerja end device itu sendiri sama halnya seperti kinerja pada sebuah "hubungan" antara komputer dengan sebuah printer, dimana komputer tersebut berperan sebagai infroman ( pembangun informasi ) dan printer sebagai penerima dari informasi tersebut.
Jenis / versi IP yang kita ketahui umumnya ada 2 yaitu IPv4 dan IPv6. Lalu apakah ada IPv1, IPv2, IPv3, dan IPv5 ? Sebetulnya ada namun IP dengan versi tersebut berada dalam pemakaian dan pengawasan khusus untuk para ilmuwan IETF. Nah oleh karena itu IPv4-lah yang akhirnya disepakati untuk dipakai mulai dokumen resminya dipublikasikan Januari 1980 lalu diperbarui pada September 1981 dan akhirnya sampai sekarang menjadi metode pengalamatan yang paling banyak digunakan. Namun dikarenakan IPv4 mulai banyak digunakan hingga akhirnya alamat yang tersisa pun semakin menipis, Disitulah dikembangkan IPv6 dengan panjang 128 bit, IPv4 panjangnya hanya 32 bit yang menunjukkan alamat dari komputer tersebut pada jaringan Internet berbasis TCP/IP.
2. Tujuan Praktikum.
Menghitung subnet jaringan komputer menggunakan metode CIDR dan VLSM (Variable Length Subnet Mask) pada kelas C, B dan A.
3. Alat dan Bahan.
a. Laptop/PC;
b. Modul Praktikum;
4. Landasan Teori.
Subnetting adalah proses memecah suatu IP jaringan ke sub jaringan yang lebih kecil yang disebut "subnet." Setiap subnet deskripsi non-fisik (atau ID) untuk jaringan-sub fisik (biasanya jaringan beralih dari host yang mengandung satu router -router dalam jaringan multi). Mengapa harus melakukan subnetting? Ada beberapa alasan mengapa kita perlu melakukan subnetting, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengefisienkan alokasi IP Address dalam sebuah jaringan supaya bisa memaksimalkan penggunaan IP Address.
b. Mengatasi masalah perbedaan hardware dan media fisik yang digunakan daam suatu network, karena Router IP hanya dapat mengintegrasikan berbagai network dengan media fisik yang berbeda jika setiap network memiliki address network yang unik.
c. Meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti akibat terlalu banyaknya host dalam suatu network.
Penghitungan subnetting bisa dilakukan dengan dua cara yaitu binary yang relatif lambat dan cara khusus yang lebih cepat. Penulisan IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24. Penjelasanya adalah bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0. Kenapa bisa seperti ?maksud /24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah: 11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep ini yang disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT.
Subnet mask adalah istilah teknologi informasi dalam bahasa Inggris yang mengacu kepada angka biner 32 bit yang digunakan untuk membedakan network ID dengan host ID, menunjukkan letak suatu host, apakah berada di jaringan lokal atau jaringan luar. RFC 950 mendefinisikan penggunaan sebuah subnet mask yang disebut juga sebagai sebuah address mask sebagai sebuah nilai 32-bit yang digunakan untuk membedakan network identifier dari host identifier di dalam sebuah alamat IP. Bit-bit subnet mask yang didefinisikan, adalah sebagai berikut:
a. Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh network identifier diset ke nilai 1.
b. Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh host identifier diset ke nilai 0.
Setiap host di dalam sebuah jaringan yang menggunakan TCP/IP membutuhkan sebuah subnet mask meskipun berada di dalam sebuah jaringan dengan satu segmen saja. Entah itu subnet mask default (yang digunakan ketika memakai network identifier berbasis kelas) ataupun subnet mask yang dikustomisasi (yang digunakan ketika membuat sebuah subnet atau supernet) harus dikonfigurasikan di dalam setiap node TCP/IP.
5. Penghitungan Subnet Dengan Menggunakan Metode CIDR.
Alamat IP terdiri dari 32 bit dan dituliskan menjadi 4 nilai numerik yang masing-masing bernilai 8 bit, contoh misalkan nomor IP 192.168.19.1 yang sebenarnya adalah 11000000 10101000 00010011 00000001 dimana :
a. 11000000 merupakan bilangan binary 8 bit dari 192;
b. 10101000 merupakan bilangan binary 8 bit dari 168;
c. 00010011 merupakan bilangan binary 8 bit dari 19; dan
d. 00000001 merupakan bilangan binary 8 bit dari 1.
Hal-hal yang berhubungan dengan penghitungan subnetting adalah : Jumlah Subnet, Jumlah Host Per Subnet, Blok Subnet dan Alamat Host Broadcast.
CIDR (Classless Inter-Domain Routing) merupakan metode penghitungan alamat-alamat IP berbeda dengan sistem klasifikasi ke dalam kelas A, kelas B, kelas C, kelas D dan kelas E. Subnetmask dikelompokkan menurut kelasnya seperti berikut :
a. Kelas C : /25 sampai /30 (dengan penghitungan pada octet ke 4);
b. Kelas B : /17 sampai /30 (dengan peghitungan pada octet ke 3 dan 4); dan
c. Kelas A : /8 sampai /30 (dengan peghitungan pada octet ke 2, 3, dan 4).
Tabelnya digambarkan sebagai berikut :
Tabel 2.1. Subnetmask
Subnet Mask
|
Nilai CIDR
|
255.128.0.0
|
/9
|
255.192.0.0
|
/10
|
255.224.0.0
|
/11
|
255.240.0.0
|
/12
|
255.248.0.0
|
/13
|
255.252.0.0
|
/14
|
255.254.0.0
|
/15
|
255.255.0.0
|
/16
|
255.255.128.0
|
/17
|
255.255.192.0
|
/18
|
255.255.224.0
|
/19
|
255.255.240.0
|
/20
|
255.255.248.0
|
/21
|
255.255.252.0
|
/22
|
255.255.254.0
|
/23
|
255.255.255.0
|
/24
|
255.255.255.128
|
/25
|
255.255.255.192
|
/26
|
255.255.255.224
|
/27
|
255.255.255.240
|
/28
|
255.255.255.248
|
/29
|
255.255.255.252
|
/30
|
6. Menghitung Subnet Kelas C.
Contoh :
diketahui suatu IP 192.168.1.0/26
hitunglah jumlah subnet, host per subnet, blok subnet dan buat tabelnya
Jawaban :
IP di atas adalah Kelas C
Penghitungan yang digunakan pada octet ke 4
Subnetmasknya /26 = 255.255.255.192
Bilangan binernya = 11111111.11111111.11111111.11000000
a. Jumlah Subnet = 2x (x = banyaknya bineri 1 pada octet 4 yang bergaris bawah untuk kelas C). Jadi Jumlah Subnetnya adalah 22 = 4 subnet
b. Jumlah Host per Subnet = 2y – 2 (y = banyaknya bineri 0 pada octet 4 untuk kelas C). Jadi Jumlah Host per Subnetnya adalah 26 – 2 = 62 host
c. Blok Subnet = 256 – nilai octet terakhir subnetmask. Jadi Blok Subnetnya adalah 256 – 192 = 64. Jadi Blok Subnetnya = 0, 64, 128, 192
d. Tabel sebagai berikut :
Subnet : sesuai pada blok subnet
Host Pertama : 1 angka setelah subnet
Broadcast : 1 angka sebelum subnet berikutnya
Host terakhir : 1 angka sebelum broadcast
Tabel Pembagian Subnet Kelas C
Subnet
|
192.168.1.0
|
192.168.1.64
|
192.168.1.128
|
192.168.1.192
|
Host Pertama
|
192.168.1.1
|
192.168.1.65
|
192.168.1.129
|
192.168.1.193
|
Host Terakhir
|
192.168.1.62
|
192.168.1.126
|
192.168.1.190
|
192.168.1.254
|
Broadcast
|
192.168.1.63
|
192.168.1.127
|
192.168.1.191
|
192.168.1.255
|
7. Menghitung Subnet Kelas B.
Perhitungan subnet kelas B subnetmask /17 sampai /30 perhitungannya pada octet ke 3 dan 4.
Contoh :
Diketahui suatu IP 172.16.0.0/25.
hitunglah jumlah subnet, host per subnet, blok subnet dan buat tabelnya
Jawaban :
Subnetmasknya /25 yaitu 255.255.255.128
Bilangan binernya = 11111111.11111111.11111111.10000000
a. Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet
b. Jumlah Host per Subnet = 27 – 2 = 126 host
c. Blok Subnet = 256 – 128 = 128. Jadi Blok Subnetnya = 0, 128
d. Tabelnya sebagai berikut :
Tabel Pembagian Subnet Kelas B
Subnet
|
172.16.0.0
|
172.16.0.128
|
172.16.1.0
|
…
|
172.16.255.128
|
Host Pertama
|
172.16.0.1
|
172.16.0.129
|
172.16.1.1
|
…
|
172.16.255.129
|
Host Terakhir
|
172.16.0.126
|
172.16.0.254
|
172.16.1.126
|
…
|
172.16.255.254
|
Broadcast
|
172.16.0.127
|
172.16.0.255
|
172.16.1.127
|
…
|
172.16.255.255
|
8. Menghitung Subnet Kelas A.
Menghitung subnet kelas A dilakukan pada octet ke 2, 3 dan 4.
Contoh :
Diketahui suatu IP 10.0.0.0/16.
hitunglah jumlah subnet, host per subnet, blok subnet dan buat tabelnya
Jawaban :
Subnetmasknya /16 yaitu 255.255.0.0
bilangan biner = 11111111.11111111.00000000.00000000.
a. Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet
b. Jumlah Host per Subnet = 216 – 2 = 65534 host
c. Blok Subnet = 256 – 255 = 1. Blok Subnetnya : 0,1,2,3,4, dst.
d. Tabelnya sebagai berikut :
Tabel Pembagian Subnet Kelas A
Subnet
|
10.0.0.0
|
10.1.0.0
|
…
|
10.254.0.0
|
10.255.0.0
|
Host Pertama
|
10.0.0.1
|
10.1.0.1
|
…
|
10.255.0.1
|
10.255.0.1
|
Host Terakhir
|
10.0.255.254
|
10.1.255.254
|
…
|
10.254.255.254
|
10.255.255.254
|
Broadcast
|
10.0.255.255
|
10.1.255.255
|
…
|
10.254.255.255
|
10.255.255.255
|
9. Penghitungan Subnet Dengan Menggunakan Metode VLSM.
VLSM merupakan metode yang memberikan Network Address lebih dari 1 subnetmask, berbeda dengan CIDR yang hanya memiliki 1 subnetmask saja. VLSM memiliki manfaat untuk mengurangi jumlah alamat yang terbuang.
Contoh :
Diketahui IP 192.168.0.0 /27
Rencananya IP Address di atas akan digunakan dalam 3 jaringan. LAN1 100 host, LAN2 50 host dan LAN3 10 host. Bagilah IP di atas dengan menggunakan metode perhitungan VLSM.
Jawaban :
a. Urutkan jaringan dari host yang paling besar sampai dengan host yang terkecil.
1) LAN1 100 host
2) LAN2 50 host
3) LAN3 10 host
b. Buat urutan desimal seperti berikut :
27
|
26
|
25
|
24
|
23
|
22
|
21
|
20
|
128
|
64
|
32
|
16
|
8
|
4
|
2
|
1
|
c. Hitung jumlah range IP dan prefixnya seperti berikut :
1) Menghitung jumlah range IP dan prefix LAN1.
100 < 2n – 2 (100 adalah jumlah host LAN1, n adalah pangkat yang diambil dari urutan desimal)
100 < 27 – 2
100 < 128 – 2
100 < 126 (126 adalah jumlah host LAN 1)
Menghitung prefix = 32 – n (32 adalah jumlah maksimal bit dari netmask, n adalah pangkat yang diambil dari urutan desimal)
Jadi prefix = 32 – 7
= 25 (25 adalah prefix LAN1, netmasknya = 255.255.255.128 /25)
2. Menghitung jumlah range IP dan prefix LAN2.
50 < 2n – 2 (50 adalah jumlah host LAN2, n adalah pangkat yang diambil dari urutan desimal)
50 < 26 – 2
50 < 64 – 2
50 < 62 (62 adalah jumlah host LAN2)
Menghitung prefix = 32 – n (32 adalah jumlah maksimal bit dari netmask, n adalah pangkat yang diambil dari urutan desimal)
Jadi prefix = 32 – 6
= 26 (26 adalah prefix LAN2, netmasknya = 255.255.255.192 /26)
3. Menghitung jumlah range IP dan prefix LAN3.
10 < 2n – 2 (10 adalah jumlah host LAN3, n adalah pangkat yang diambil dari urutan desimal)
10 < 24 – 2
10 < 16 – 2
10 < 14 (14 adalah jumlah host LAN3)
Menghitung prefix = 32 – n (32 adalah jumlah maksimal bit dari netmask, n adalah pangkat yang diambil dari urutan desimal)
Jadi prefix = 32 – 4
= 28 (28 adalah prefix LAN3, netmasknya = 255.255.255.240 /28)
d. Buat tabel pembagian IP Addressnya.
LAN
|
IP SUBNET
|
IP BROADCAST
|
IP HOST 1
|
IP HOST N
|
PREFIX
|
1
|
192.168.0.0
|
192.168.0.127
|
192.168.0.1
|
192.168.0.126
|
/25
|
2
|
192.168.0.128
|
192.168.0.191
|
192.168.0.129
|
192.168.0.190
|
/26
|
3
|
192.168.0.192
|
192.168.0.207
|
192.168.0.193
|
192.168.0.206
|
/28
|
255,255
e. Cara kedua.
Lebih mudah untuk mengitung kelas A dan B
Contoh :
Diketahui IP 192.168.0.0 /27
Rencananya IP Address di atas akan digunakan dalam 3 jaringan. LAN1 100 host, LAN2 50 host dan LAN3 10 host. Bagilah IP di atas dengan menggunakan metode perhitungan VLSM.
1) LAN1.
Menghitung prefix = 32 – n (32 adalah jumlah maksimal bit dari netmask, n adalah pangkat yang diambil dari urutan desimal)
Jadi prefix = 32 – 7
= 25 (25 adalah prefix LAN1, netmasknya = 255.255.255.128 /25)
255.255.255.255
255.255.255.128 _
0. 0. 0.127
IP Broadcast
192.168.0.0
0. 0.0.127 +
192.168.0.127
2) LAN 2
255.255.255.255
255.255.255.192 _
0. 0. 0. 63
IP Broadcast
192.168.0.127+1
0. 0.0.63 +
192.168.0.191
10. Langkah-langkah Praktikum.
Diketahui :
a) Kelas B. IP 172.16.5.0/27
b) Dengan metode CIDR hitunglah jumlah subnet, host per subnet, blok subnet.
c) Buatlah tabel pembagian subnet.
11. Hasil Praktikum.
11. Hasil Percobaan.
a) Untuk mengetahui IP class B
b) Class Address Range : 128.0.0.0-191.255.255.255
Pada Subnet Mask 255.255.255.128(/17), Max Subnets :2 dapat dilihat dari jarak subnet ID (0) – Subnet Broadcast (255)
c) Tabel pembagian subnet sebagai berikut :
Setelah mengetahui ID address dan subnet mask yang digunakan pada class A. Lakukan komunikasi data antara 2 laptop dengan konfigurasi ping.
Klik Menu Control panel > Network and Sharing Center > Change adapter setting > Doble klik pada Local Area Connection > Properties > Internet Protokol Version 4 > Rubah atau atur konfigurasi IP 2 laptop tersebut > Klik OK . Lalu untuk test terkoneksi atau tidaknya cari dan Klik command prom (cmd) > Ketik ”ping” > ”Spasi” > alamat IP penerima > ”Enter”.
Gambar 10.1 Tampilan windows defender firewall
Gambar 10.2 Turn off windows defender firewall
2) Klik control panel > pilih Network and internet > Network and sharing center. Atur IP address dan subnet mask pada properties internet protocol version 4.
Gambar 10.4 Tampilan Network and sharing center
3) Setelah Tampilan network and sharing center telah terbuka , pilih Change adapter setting
Gambar 10.5 Tampilan untuk setting adapter
Gambar 10.6 Tampilan Connection
5) Setelah tampilan Ethernet telah terbuka pilih internet protocol version 4,lalu klik properties untuk mengatur Addres Ip dan Subnet mask
Gambar 10.7 Tampilan Ethernet properties
6) Setelah tampilan internet protocol version 4 properties terbuka , atur dan ganti IP Address dan Subnet mask pada IP Address dan pada DNS untuk dikosongkan.
Gambar 10.8 Tampilan properties pada internet protocol version 4
7) Test terkoneksi atau tidaknya cari dan Klik command prom (cmd) > Ketik ”ping” > ”Spasi” > alamat IP penerima > ”Enter”. Akan menunjukkan data berhasil tersambung dengan baik terlihat pada gambar sebagai berikut.
Konfigurasi ping dengan command promp ketik ping , ( spasi ) ID address laptop B (126.254.0.40), kemudian enter
Gambar 10.9 Hasil ping laptop 1
Gambar 10.11 Dihubungkan dengan kabel IP cross over antar 2 laptop
12. Analisa.
Dalam materi Praktik Internet Protokol subnetting dan submask kelas B yaitu untuk mencoba menguhubungkan antara 2 laptop atau lebih dengan menggunakan kabel LAN, masing – masing laptop masuk ke pengaturan windows defender kemudian sambungan dalam network and internet, subnetnya diubah menggunakan IP kelas B akan tetapi IP address tiap laptop berbeda.
13. Kesimpulan.
Kesimpulan dari materi Praktik Internet Protokol subnetting dan submask kelas B adalah untuk menyambungkan dari 2 laptop atau lebih menggunakan IP subnet mask kelas B melalui kabel LAN yang disambungkan di tiap laptop.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar